TAYANGAN

Minggu, 09 November 2014

PSIKOLOGI PERKRMBANGAN (Jenis Hukum-Hukum Perkembangan)

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
            Perkembangan psikologi jika dipilah berdasarkan katanya maka akan ada dua makna yang berbeda yaitu kata Psikologi yang memiliki definisi dan arti  adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari terjadinya perilaku tersebut.
Dan dari kata perkembangan sendiri berarti merupakan suatu proses dimana seorang individu molai melakukan perubanhan kearah yang lebih sempurna. Dan perkembangan ini sendiri dimoalai ketika dari proses terbentuknya individu atau manusia, hingga manusia hidup dan akan berahir ketika sampai di ahir hayat dan berlangsung secara terus menerus. Perkembangan sendiri tidak dapat dilihat secara kasat mata karena perkembangan itu bersifat kejiwaan. Beda dengan pertumbuhan, karena pertumbuhan bersifat kebendaan dan hasilnya dapat dilihat secara kasat mata sehingga dengan mudah kita dapat memantau pertumbuhan itu sehingga pertumbuhannya dpat terkontrol secara nyata.
Dalam psikologi perkembangan tersebut muncul hukum-hukum perkembangan yang berhubungan dengan pesikologi dan hal ini yang akan saya bahas dalam makalah ini.

I.2 RUMUSAN MASALAH
a.       Apa pengertian psikologi?
b.      Apa pengertian perkembangan?
c.       Jenis hukum perkembangan?
d.      Pengertian hukum hukum perkembangan?



I.3 TUJUAN PEMBAHASAN
a.       Kita mampu mengetahui definisi dan pengertian dari psikologi.
b.      Kita mengerti definisi perkembangan.
c.       Kita dapat mengetahui psikologi perkembangan.
d.      Pembaca mengetahui hukum dalam perkembangan.
e.       Pembaca mengetahui definisi dari hukum-hukum tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN PSIKOLOGI
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental

Sejarah Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi, manusia di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi. Descartes (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. 
Ia juga memperkenalkan konsep kerja refleks. Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas—Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume—memberikan sumbangan dalam bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu pengetahuan.

II.2 PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwa perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisme tersebut, baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Jadi, arti peristiwa perkembangan itu khususnya perkembangan manusia tidak hany a tertuju pada aspek psikologis saja, tetapi juga aspek biologis.
Secara singkat, perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih-nlaju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of development) (McLeod, 1989).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), "perkembangan" adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata "berkembang" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata "berkembang" tidak saja meliputi aspek yang berarti abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret (perhatikan kata-kata yang dicetak miring di atas).
Dalam Dictionary of Psychology (1972) dan The Penguin Dictionary of Psychology (1988), arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut.
Selanjutnya, Dictionary of Psychology di atas secara lebih luas merinci pengertian perkembangan manusia sebagai berikut.
1.      The progressive and continuous change in the organism from birth to death, perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati. 
2.      Growth, perkembangan itu berarti pertumbuhan.
3.      Change in the shape and integration of bodily parts into functional parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian-bagian yang fungsional.
4.      Maturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Jadi Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu (berkesimnambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya yaitu : Perubahan – perubhan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.
1.       Sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian – bagian organisme (fisik & psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2.      Progesif : perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis)
3.      Berkesinambungan : perubahan pada bagian atau fungsi organisme berlangsung secara beraturan.

II.3 HUKUM PERKEMBANGAN
Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Suatu konsepsi yang biasanya bersifat deduktif dan menunjukkan adanya hubungan yang ajeg(continue) serta dapat diramalkan sebelumnya antara variabel-variabel yang empirik, hal itu lazimnya disebut sebagai hukum perkembangan.
Hukum perkembangan adalah kaidah fundamental tentang realitas kehidupan anak-anak (manusia), yang telah disepakati kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian yang seksama. Mislanya, seorang anak baru bisa berkembang, apabila ia dalam keadaan hidup. Ini merupakan hukum yang sudah pasti, sehingga tak mungkin dibantah kebenarannya oleh siapapun jua. Jadi, hidup adalah syarat mutlak bagi terjadinya proses perkembangan. Karena sudah pasti dan mutlak kebenarannya, maka dalam ilmu jiwa perkembangan, susunan kalimat pernyataan seperti itu disebut hukum.

II.4 JENIS-JENIS HUKUM PERKEMBANGAN
A.    Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William Stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Kedua hal tersebut itu kita renungkan benar-benar, belum tepatlah kiranya hal itu diperuntukkan bagi perkembangan manusia, hasil dari proses alam, yaitu pembawaan dan lingkungan belaka.
Tetapi perkembangan manusia itu bukan hasil belaka dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi iya memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk. 
Proses perkembangan manusia tidak hanya oleh faktor pembawaan yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungannya yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga.
Dengan adanya pendapat William Stern itu dapat kita katakana bahwa persoalan tentang pembawaan dan lingkungan itu sudah selesai? Belum! Dalam aliran yang menganut hukum konvergensi itu sendiri masih terdapat dua aliran,yaitu aliran yang dalam hukum konvergensi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan dari pada pengaruh lingkungan dan yang sebaliknya sementara itu kita belum puas pula dengan/ atas jawaban dari hukum konvergensi itu, yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan( merupakan hasil) dari dua buah factor ialah pembawaan dan lingkungan.
Kalau hal itu kita renungkan benar-benar, belum tepatlah kira-kira hal itu diperuntukkan bagi perkembangan manusia. Mungkin kata-kata itu lebih tepat dan benar jika kita katakan terhadap perkembangan hewan daripada terhadap manusia. 
Benarkah kalau kita mengatakan "Saya ini adalah hasil daripada pembawaan saya dan dari lingkungan saya?" Jika pertanyaan itu benar, seolah-olah manusia itu hanya merupakan hasil dari proses alam, yaitu pembawaan dan lingkungan belaka. Jika pembawaannya ini dan lingkunganya begitu, maka manusianya akan menjadi demikian; dan jika pembawaannya itu dan lingkungannya begini, maka manusianya adalah lain lagi, dan sebagainya. Jadi seolah-olah proses perkembangan pada manusia itu sama halnya dengan proses yang terjadi dalam ilmu kimia belaka.
 Kalau begitu soalnya, tentunya akan lebih mudah lagi tugas ahli-ahli pendidik itu, yaitu: tinggal mencari jalan untuk mengetahui pembawaan seseorang (kalau memang pembawaan itu dapat diketahui dengan pasti dan segera) dan kemudian mengusahakan suatu lingkungan atau pendidikan yang baik dan sesuai. Tetapi tidak hanya itu! Binatang memanglah hasil daripada pembawaan dan lingkungannya. Binatang hanya terserah kepada pembawaan keturunannya dan pengaruh-pengaruh lingkungannya. Perkembangan pada binatang seluruhnyaditentukan oleh kodrat, oleh hukum-hukum alam.
Tetapi perkembangan manusia bukan hasil belaka dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia tidak hanya diperkembangkan tetapi ia memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah mahluk yang dapat dan sanggup memilih dan menentukan sesuatu yang mengenai dirinya dengan bebas. Karena itulah ia bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya; ia dapat juga mengambil keputusan yang berlainan daripada apa yang pernah diambilnya. 
Proses perkembangan manusia tidak hanya ditentukan oleh faktor pembawaan yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungannya yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam perkembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Hasil perkembangan seseorang tidak mungkin dapat dibaca dari pembawaan dan lingkungan saja. Sebagai kesimpulan dapat kita katakan: Jalan perkembangan manusia scdikit banyak ditentukan oleh pembawaan yang turun menurun yang oleh aktivitas dan pemilihan atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang tertentu berkembang menajdi sifat-sifat. Berilah contoh sebagai penjelasan!
Dari uraian di atas nyatalah sekarang bahwa pertanyaan: "Manakah yang menentukan perkembangan itu, pembawaankah atau lingkungan?" adalah bukan persoalan yang perlu dicari jawabnya; suatu pertanyaan yang jawabnya tidak ada. Semua yang berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya. Seorang anak dapat berkata-kata karena ia mempunyai pembawaan untuk berkata-kata, kemudian dilatih/ diajar berkata-kata (lingkungan). Jika salah satu dari kedua faktor itu tidak ada, tidaklah mungkin kepandaian berkata-katanya dapat berkembang.
 Mungkin akan lebih berarti jika pertanyaan tersebut di atas sebagai berikut; "Sampai dimanakah pembawaan atau lingkungan bertanggung jawab pada suatu perkembangan yang tertentu?" Demikian, jawabnya dapat kita rumuskan dengan singkat sebagai berikut:
Tiap-tiap sifat dan ciri-ciri manusia dalam perkembangannya ada yang lebih ditentukan oleh lingkungannya, dan ada pula yang lebih ditentukan oleh pembawaannya. 
Dari perumusan tersebut jelaslah bahwa tidak perlu kita mempersoalkan manakah yang lebih kuat atau lebih menentukan di anatara pembawaan dan lingkungan, terhadap perkembangan manusia. Biarpun demikian, dari pelajaran psikologi kita mengetahui bahwa kebanyakan dari para ahli psikologi-individual (antara lain Alfred Adler dan Kunkel) lebih menitik beratkan kepada pengaruh lingkungan, sedangkan ahli-ahli biologi dan ahli-ahli psikologi yang lain lebih menekankan kepada kekuatan/pengaruh pembawaan atau keturunan.
Lingkungan (environment)
lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process kita kecuali gen-gen.
Kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas).
Dari rumusan /definisi tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan individu saja, tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungannya.
a.       Macam-macam Lingkungan
 Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen yang lain.
Menurut definisi yang luas ini, ternyata bahwa di dalam lingkungan kita/di sekitar kita tidak hanya terdapat sejumlah besar faktor-faktor pada suatu saat, tetapi terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak sekali, yang secara potensialsanggup/dapat mempengaruhi kita. Akan tetapi lingkungan kita yang aktual (yang sebenarnya) hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita yang benar-benar mempengaruhi kita. 

Menurut Sartain lingkungan itu dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut: 
1)      Lingkungan alam/luar (external or physical environment),
2)      Lingkungan dalam (internal environment), dan 
3)      Lingkungan sosial/masyarakat (social environment).
Yang dimaksud dengan lingkungan alam/luar ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti; rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan, dan sebagaisnya. 
Yang dimaksud dengan lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar/alam. Akan tetapi makanan yang sudah di dalam perut kita, kita katakan berada antara external dan internal environment kita. Karena makanan yang sudah dalam perut itu sudah/sedang dalam pencernaan dan peresapan ke dalam pembuluh-pembuluh darah. Makanan dan air yang telah berada di dalam pembuluh-pembuluh darah atau di dalam cairan limpa, mereka mempengaruhi tiap-tiap sel di dalam tubuh, dan benar-benar termasuk ke dalam internal environment/lingkungan dalam. 
Jadi sesungguhnya sangat sukar bagi kita untuk menarik batas yang tegas antara "diri kita sendiri" dengan "lingkungan kita".
 Yang dimaksud dengan lingkungan sosial, ialah semua orang/manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, dengan keluarga kita, teman-teman kita, kawan sekolah, sepekerjaan, dan sebagainya. 
Yang tidak langsung, melalui radio dan televisi, dengan membaca buku-buku, majalah-majalah, surat-surat kabar, dan sebagainya, dan dengan berbagai cara yang lain.
Masing-masing daripada kita, terutama dalam hal kepribadian kita adalah hasil inferaksi antar gen-gen dan lingkungan sosial kita, karena interaksi ini maka tiap-tiap orang adalah unik, tiap orang memiliki kepribadian sendiri-sendiri yangberbeda-beda satu sama lain. Jika dalam hal individu-individu yang memiliki beberapa gen yang sama atau bersamaan lingkungan sosialnya, interaksi itu menghasilkan variasi-variasi/ perbedaan-perbedaan yang luas dalam personality. Anak kembar (siblings) yang mempunyai lingkungan sosial yang sama dan beberapa gen-gen yang bersamaan, serta anak kembar satu telur (identical twins) yang memiliki heredity yang sama dan lingkungan sosial yang berbeda-beda, kepribadiannya menunjukkan perbedaan-perbedaan yang nyata. 
Demikianlah jika kita hubungkan kembali antara pembawaan/keturunan (heredity) dan lingkungan dalain hal pengaruhnya terhadap perkembangan manusia, dapatlah kita katakan sebagai berikut: Sifat-sifat dan watak kita adalah hasil interaksi antara pembawaan (heredity) dan lingkungan kita. Dalam hal ini pengertian kita harus kita tekankan pada kata interaksi. Interaksi antara keduanya (heredity and environment) itulah yang menentukan bagaimana hasil/keadaan/ perkembangan aspek-aspek tertentu daripada manusia.
 Bagaimana Individu Berhubungan dengan Lingkungan? Untuk lebih menjelaskan apa yang telah diuraikan di atas, marilah kita ikuti lebih lanjut bagaimana individu berhubungan/berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk ini, baiklah kita mulai dengan mengemukakan pengertian tentang kepribadian (personality) manusia. Allport merumuskan kepribadian manusia itu sebagai berikut: "Kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan”.
 Dari rumusan/definisi tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan individu saja. tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungannya. Kepribadian itu menjadi
kepribadian apabila keseluruhan sistem psikofisiknya, termasuk pembawaan, bakat, kecakapan, dan ciri-ciri kegiatannya, menyatakan diri dengan khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
 Menurut Woodworth, cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi 4 macam
1.       Individu bertentangan dengan lingkungannya, 
2.      Individu menggunakan lingkungannya, 
3.      Individu berpartisipasi dengan lingkungannya, dan 
4.      Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Sebenarnya keempat macam cara hubungan individu dengan lingkungannya itu dapat kita rangkumkan menjadi satu saja, yakni bahwa individu itu senantiasa berusaha untuk "menyesuaikan diri" (dalam arti luas) dengan lingkungannya. Dalam arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti:

1)      mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan (penyesuaian autoplastis). 
2)      mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri (penyesuaian diri alloplastis).
Contoh:
No. 1) Seorang mahasiswa yang belajar di negeri asing, Inggris umpamanya, ia menyesuaikan dirinya dengan lingkungan alamiah di sana: berpakaian panas dan tebal, membiasakan makan dan minum di sana, melakukan tata cara dan adat-istiadat yang berlaku di sana, dan sebagainya.

No. 2) Misalnya orang-orang transmigrasi dari Jawa Tengah ke Sumatera atau Kalimantan, meskipun tata-cara dan kehidupan masyarakat yang didatangi itu berbeda, namun sesampainya mereka di tempat yang baru itu mereka membuat dan mengatur rumahnya serta mengerjakan sawah-ladangnya menurut apa yang telah mereka lakukan di tempat asalnya. Juga cara-cara hidup dan pergaulan serta adat istiadatna. Bahkan pengaruh dari para transmigran inilah yang kemudian banyak merobah lingkungan dan masyarakat yang ditanganinya.

Pada umumnya, tiap-tiap individu itu menggunakan kedua cara penyesuaian diri tersebut, dalam usaha mengembangkan dirinya dan dalam interaksinya dengan lingkungannya.

B.     Hukum Perkembangan Dan Pengembangan Diri
Proses perkembangan merupakan suatu evolusi yang secara umum adalah sama pada setuap anak. Namun demikian perbedaan individu dimungkinkan terjadi karena factor-faktor pembawaan, pengalaman dalam lingkungan yang berbeda, dan factor-faktor lainnya dari hukum perkembangan ini maka muncullah hukum pengembangan diri yaitu hukum yang mendorong seorang anak untuk mengembangkan bakat serta minat yang iya inginkan dan ditandai dengan timbulnya hasrat seorang anak untuk mengetahui lingkungan sekitarnya, ingin bermain, ingin belajar dan masih banyak lagi yang lainnya.
C.     Hukum Masa Peka
Hukum masa peka ini diperkenalkan dalam dunia pendidikan oleh Dr. Maria Montessori. Menurut M. Montessori (pendidik wanita bangsa Italia), masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Usia 3 sampai 5 tahun adalah masa yang baik sekali untuk mempelajari bahasa ibu dan bahasa di daerahnya. Jadi intinya adalah setiap orang memiliki masa pekanya sendiri-sendiri, dan masa peka itu akan datang dengan sendirinya dan tidak dapat dipaksakan sehingga dalam hukum ini dijelaskan bahwa setiap manusia memiliki masa pekanya sendiri-sendiri dan dalam hukum ini tidak diharuskan adanya pemaksaan seperti contoh, seorang anak mampu belajar menulis pada usia ke 5 tahun sedangkan anak yang lain mampu belajar menulis pada umur ke 8 tahun, dan dalam pendidikan klasikal orang berpendapat bahwa anak yang berusia 5 tahun harus segera masuk TK agar dapat belajar menulis akan tetapi itu semua berbanding terbalik dengan anak yang mampu belajar menulis pada umur 8 tahun. Menurut M. Montessori pandangan yang demikian itu salah karena sebagian anak-anak masa pekanya untuk menulis hampir lampau umur 5 tahun.

BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat saya buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Saya sebagai penyusun makalah ini memohon maaf jika ada kesalahan dalam penlisan kata dan kalimat yang kurang jelas atau kurang sopan.

KESIMPULAN
Jadi dari semua hal yang dibahas di dalam bab II tadi kita bisa menyimpulkan bahwa hukum-hukum perkembangan telah menjelaskan bahwa setiap perkembangan sutiap anak atau individu itu berbeda-beda sehingga sebagai orang tua hendaknya mengetahui hukum-hukum perkembangan ini dan mampu mengetahui sejauh mana perkembangan anaknya sehingga tidak ada kesalah pahaman antara perkembangan anak dengan perlakuan yang diberikan oleh orang tua.


Om śānti, śānti­, śānti, Om

Tidak ada komentar:

Posting Komentar